Banyak
sekali media di lingkungan sekitar kita yang dapat dimanfaatkan dalam proses
pembelajaran, untuk itu perlu kita pilih.
Menurut Sindy Rimayanti(2004:03) Pemanfaatan ICT dalam pembelajaran biasanya
menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak beserta aplikasinya seperti:
perangkat komputer yang tersambung dengan jaringan internet, LCD/ proyektor, CD
pembelajaran, televisi, bahkan menggunakan web atau situs - situs
tertentu dalam internet. Dengan internet memungkinkan para siswa dan guru
melaksanakan aktifitas pembelajaran tidak harus selalu bertatap muka secara
langsung, akan tetapi bisa dengan cara online yang terkoneksi dengan jaringan
internet.
Beberapa fasilitas yang tersedia melalui jaringan internet yang bermanfaat
untuk pengembangan media pembelajaran matematika adalah:
1. Pencarian informasi dengan menggunakan mesin pencari ( search engine)
termasuk didalamnya layanan upload dan download.
2. Layanan kelompok diskusi dengan menggunakan mailing-list.
3. Layanan komunikasi melalui surat elektronik ( email ).
4. Layanan media komunikasi berbasis situs web seperti blog.
Rabu, 26 Maret 2014
KARAKTERISTIK DAN LANDASAN PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Karakteristik
pemilihan media pembelajaran matematika:
Sudjana
(2001: 4-5) memberikan beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam
pemilihan media pembelajaran matematika. Kriteria tersebut antara lain :
a.
Ketepatannya dengan tujuan pengajaran, artinya media pembelajaran dipilih atas
dasar tujuan-tujuan intruksional yang telah ditetapkan. Tujuan-tujuan
intruksional yang berisikan unsur pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis lebih
memungkinkan digunakannya media pembelajaran.
b.
Dukungan terhadap isi bahan pelajaran,
artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep dan
generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa.
c.
Kemudahan memperoleh media, artinya media yang diperlukan mudah diperoleh,
setidak-tidaknya mudah dibuat guru tanpa biaya yang mahal, disamping sederhana
dan praktis penggunaannya.
d.
Keterampilan guru dalam menggunakannnya, apapun jenis media yang diperlukan
syarat utama adalah guru dapat menggunakannya dalam proses belajar mengajar.
Nilai dan manfaat yang diharapkan bukan pada medianya, tetapi dampak dari
penggunaan oleh guru pada saat terjadinya interaksi belajar siswa dengan
lingkungannya.
e.
Tersedia waktu untuk menggunakannya, sehingga media tersebut dapat bermanfaat
bagi siswa selama pengajaran berlangsung.
f.
Sesuai dengan taraf berpikir siswa, memilih media untuk pendidikan harus sesuai
dengan taraf berfikir siswa, sehingga makna yang terkandung di dalamnya dapat
dipahami oleh para siswa.
Landasan
pemilihan media pembelajaran matematika:
Landasan psikologis
Dengan
memperhatikan kompleks dan uniknya proses belajar, maka ketepatan pemilihan
media dan metode pembelajaran akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa. Di samping itu, persepsi siswa juga sangat mempengaruhi hasil belajar.
Oleh sebab itu, dalam pemilihan media, di samping memperhatikan kompleksitas
dan keunikan proses belajar, memahami makna persepsi serta factor-faktor yang
berpengaruh terhadap penjelasan persepsi hendaknya diupayakan secara optimal
agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Untuk maksud
tersebut perlu:
Diadakan pemilihan
media yang tepat sehingga dapat menarik perhatian siswa serta memberikan
kejelasan objek yang diamatinya. Bahan pembelajaran yang akan diajarkan disesuaikan dengan pengalaman siswa.
Kajian psikologis
menyatakan bahwa anak akan lebih mudah mempelajarai hal yang konkrit ketimbang
yang abstrak.
Landasan
empiris
Temuan-temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat
interaksi antara penggunaan media pembelajaran dan karakteristik belajar siswa
dalam menentukan hasil belajar siswa. Artinya, siswa akan mendapat keuntungan
yang signifikan bila ia belajar dengan menggunakan media yang sesuai dengan
karakteristik tipe atau gaya belajarnya. Siswa yang memilih tipe belajar visual
akan lebih memperoleh keuntungan bila pembelajaran menggunakan media visual,
seperti gambar, diagram, video, atua film. Sementara siswa yang memilih tipe
belajar auditif, akan lebih suka belajar dengan media audio, seperti radio,
rekaman suara, atau ceramah guru. Akan kebih tepat dan menguntungkan siswa dari
kedua tipe belajar tersebut jika menggunakan media audio-visual. Berdasarkan
landasan rasional empiris tersebut, maka pemilihan media pembelajaran hendaknya
jangan atas
Landasan
Teknologis
Dalam
konteks pendidikan yang lebih umum, ataupun hanya proses belajar mengajar,
teknologi pendidikan merupakan pengembangan penerapan, dan penilaian sistem ,
teknik dan alat bantu untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas belajar
manusia. Dengan demikian, aspek- aspeknya meliputi pertimbangan teoritik yang
merupakan hasil penelitian, perangkat dan peralatan teknis atau hardware, dan
perangkat lunaknya atau software.
Sasaran akhir dari teknologi pembelajaran adalah memudahkan peserta didik belajar. Untuk mencapai sasaran akhir ini, teknolog-teknolog di bidang pembelajaran mengembangkan berbagai sumber belajar untuk memenuhi kebutuhan setiap peserta didik sesuai dengan karakteristiknya dasar kesukaan guru, tetapi harus mempertimbangkan kesesuaian antara karakteristik pebelajar, karakteristik media pelajaran, dan karakteristik media itu sendiri
Sasaran akhir dari teknologi pembelajaran adalah memudahkan peserta didik belajar. Untuk mencapai sasaran akhir ini, teknolog-teknolog di bidang pembelajaran mengembangkan berbagai sumber belajar untuk memenuhi kebutuhan setiap peserta didik sesuai dengan karakteristiknya dasar kesukaan guru, tetapi harus mempertimbangkan kesesuaian antara karakteristik pebelajar, karakteristik media pelajaran, dan karakteristik media itu sendiri
Landasan sosiologis
Berkomunikasi
merupakan kegiatan manusia, sesuai dengan naluriahnya yang selalu ingin
berhubungan satu sama lain, saling berinteraksi dan saling membutuhkan.
Keinginan untuk berhubungan di antara sesamanya sesungguhnya merupakan naluri
manusia yang ingin hidup berkelompok atau bermasyarakat. Dengan adanya naluri
tersebut, maka komunikasi dapat dikatakan merupakan bagian hakiki dari
kehidupanya yang senantiasa hidup bermasyarakat. Dengan kata lain, manusia akan
kehilangan hakekatnya sebagai manusia bila ia tidak melakukan kegiatan
komunikasi dengan sesamanya.
Dalam Proses belajar pada hakekatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran atau media tertentu ke penerima pesan. Pesan, sumber pesan, saluran atau media dan penerima pesan adalah komponen komponen komunikasi. Pesan yang akan dikomunikasikan adalah isi ajaran atau didikan yang ada di kurikulum, sumber pesan bisa guru, peserta didik, orang lain atau penulis buku dan produser media, saluranya adalah media pendidikan dan penerima pesan adalah peserta didik atau juga guru.
Dalam Proses belajar pada hakekatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran atau media tertentu ke penerima pesan. Pesan, sumber pesan, saluran atau media dan penerima pesan adalah komponen komponen komunikasi. Pesan yang akan dikomunikasikan adalah isi ajaran atau didikan yang ada di kurikulum, sumber pesan bisa guru, peserta didik, orang lain atau penulis buku dan produser media, saluranya adalah media pendidikan dan penerima pesan adalah peserta didik atau juga guru.
Landasan filosofis
Konsep
model pendidikan secara filosofis mirip dengan model pendidikan klasikal, yaitu
bertumpu pada asumsi bahwa model pendidikan itu hendaknya merupakan suatu
bentuk atau contoh utama dari masyarakat yang lebih luas sebagai hasil karya pendidikan.
Dengan demikian, maka dalam konteks masyarakat yang lebih luas titik berat
penekanannya ditujukan kepada dimensi- dimensi, kecenderungan- kecenderungan
untuk timbulnya masyarakat teknologi.
Dalam kenyatannya, perubahan ke masa datang itu terlalu cepat sehinggan dengan cepat pula mempengaruhi kenudayaan dewasa ini. Perubahan tersebut terjadi karena dipicu oleh kemampuan teknologi modern. Manusia dalam anggapan pendidikan teknologis dipandang sebagai makhluk yang berperilaku lebih kompleks dibandingkan dengan makhluk lainya.
Manusia hidupnya diliputi oleh pelbagai pemikiran ilmiah dari keinginan serta tanggung jawabnya bisa terbebas dari tindakan serta akibatnya. Segala perilakunya dipengaruhi oleh lingkungannya.Begitupun dengan pengetahuan, tidak bisa diperoleh begitu saja, harus melalui pengamatan dan data yang empiris dan dapat diukur dan dibuktikan secara shahih.
Dalam kenyatannya, perubahan ke masa datang itu terlalu cepat sehinggan dengan cepat pula mempengaruhi kenudayaan dewasa ini. Perubahan tersebut terjadi karena dipicu oleh kemampuan teknologi modern. Manusia dalam anggapan pendidikan teknologis dipandang sebagai makhluk yang berperilaku lebih kompleks dibandingkan dengan makhluk lainya.
Manusia hidupnya diliputi oleh pelbagai pemikiran ilmiah dari keinginan serta tanggung jawabnya bisa terbebas dari tindakan serta akibatnya. Segala perilakunya dipengaruhi oleh lingkungannya.Begitupun dengan pengetahuan, tidak bisa diperoleh begitu saja, harus melalui pengamatan dan data yang empiris dan dapat diukur dan dibuktikan secara shahih.
Selasa, 25 Maret 2014
PEMANFAATAN ICT DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
ICT dalam pembelajaran dapat dibagi menjadi
dua peran, yaitu: (1) sebagai media presentasi pembelajaran, misal berbentuk slide
power point dan animasi dengan program flash; (2) sebagai media
pembelajaran mandiri atau E-Learning, misal peserta didik diberikan
tugas untuk membaca atau mencari sumber dari internet, mengirimkan jawaban
tugas, bahkan mencoba dan melakukan materi pembelajaran. Melalui E-Learning,
belajar tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu. Belajar dapat dilakukan kapan
saja dan dimana saja. Hal ini mendorong peserta didik untuk melakukan analisis
dan sintesis pengetahuan, menggali, mengolah dan memanfaatkan informasi,
menghasilkan tulisan, informasi dan pengetahuan sendiri. Peserta didik
dirangsang untuk melakukan eksplorasi ilmu pengetahuan. Fasilitas yang dapat
dimanfaatkan oleh peserta didik untuk belajar melalui E-Learning
diantaranya : E-Book, E-Library, interaksi dengan pakar, email,
mailling List, News Group, dan lain-lain.
ICT ini juga digunakan dalam pembelajaran Matematika.
Menurut Sugiyanto(2005:07)Penggunaan ICT dalam pembelajaran
matematika dapat memberikan keleluasaan kepada siswa untuk menentukan kecepatan
belajar dan memilih urutan kegiatan belajar sesuai dengan kebutuhannya
masing-masing. Komputer dapat menampilkan kembali secara berulang sajian informasi
yang diperlukan oleh pemakainya. Kemampuan komputer seperti ini sangat membantu
siswa yang lambat dalam belajar. Dengan kata lain, komputer dapat menciptakan
iklim belajar yang efektif bagi siswa yang lambat, tetapi juga dapat memacu
efektivitas belajar bagi siswa yang lebih cepat.
Pembelajaran matematika dengan menggunakan media komputer merupakan potensi yang harus dikembangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Akan tetapi sampai saat ini penggunaan komputer sebagai media pembelajaran matematika masih dipandang sebagai suatu hal yang baru yang sulit untuk dikembangkan. Hal ini disebabkan kurangnya SDM (guru) yang mampu mengembangkan pembelajaran matematika berbasis ICT.
Komputer sebagai media pembelajaran, tidak sekedar berfungsi sebagai pembawa suasana dalam nuansa yang baru, namun juga berperan secara positif dalam menumbuhkembangkan bakat dan minat siswa terhadap matematika. Suasana baru ini, yang terintegrasi dalam pembelajaran alternatif, mampu menimbulkan daya tarik tersendiri pada siswa sehingga mereka akan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran, meskipun materi yang dihadapinya termasuk sulit.
Seperti diketahui bahwa matematika pada dasarnya memuat ide-ide abstrak. Untuk memahami konsep matematika yang abstrak, pemvisualisasian sangat penting. Misal, pada pokok bahasan Garis dan Sudut yang diberikan di kelas 7 SMP. Peserta didik kelas 7 rata-rata berusia 11 – 12 tahun. Menurut Teori Kognitif yang dikembangkan oleh Jean Peaget, anak pada usia ini berada pada usia operasional formal, artinya mereka sudah dapat memahami ide-ide abstrak. Tetapi pada kenyataannya, peserta didik kelas 7 lebih tepat dikatakan berada pada peralihan ke tahap operasional formal karena mereka umumnya masih sulit memahami ide-ide abstrak ini. Oleh karena itu, bantuan media ICT sangat penting perannya dalam memahami materi Garis dan Sudut, khususnya pada indikator melukis sudut yang besarnya diketahui, melukis sudut-sudut istimewa dengan jangka, dan membagi sudut menjadi dua sama besar. Jika membaca indikator ini, peserta didik dituntut untuk mempunyai kemampuan psikomotorik. Media ICT yang digunakan dapat berupa slide power point yang dilengkapi dengan animasi dan sound. Kelebihannya, media ini dapat diulangi berkali-kali hingga peserta didik mampu menguasai indikator tersebut.
Pembelajaran matematika dengan menggunakan media komputer merupakan potensi yang harus dikembangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Akan tetapi sampai saat ini penggunaan komputer sebagai media pembelajaran matematika masih dipandang sebagai suatu hal yang baru yang sulit untuk dikembangkan. Hal ini disebabkan kurangnya SDM (guru) yang mampu mengembangkan pembelajaran matematika berbasis ICT.
Komputer sebagai media pembelajaran, tidak sekedar berfungsi sebagai pembawa suasana dalam nuansa yang baru, namun juga berperan secara positif dalam menumbuhkembangkan bakat dan minat siswa terhadap matematika. Suasana baru ini, yang terintegrasi dalam pembelajaran alternatif, mampu menimbulkan daya tarik tersendiri pada siswa sehingga mereka akan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran, meskipun materi yang dihadapinya termasuk sulit.
Seperti diketahui bahwa matematika pada dasarnya memuat ide-ide abstrak. Untuk memahami konsep matematika yang abstrak, pemvisualisasian sangat penting. Misal, pada pokok bahasan Garis dan Sudut yang diberikan di kelas 7 SMP. Peserta didik kelas 7 rata-rata berusia 11 – 12 tahun. Menurut Teori Kognitif yang dikembangkan oleh Jean Peaget, anak pada usia ini berada pada usia operasional formal, artinya mereka sudah dapat memahami ide-ide abstrak. Tetapi pada kenyataannya, peserta didik kelas 7 lebih tepat dikatakan berada pada peralihan ke tahap operasional formal karena mereka umumnya masih sulit memahami ide-ide abstrak ini. Oleh karena itu, bantuan media ICT sangat penting perannya dalam memahami materi Garis dan Sudut, khususnya pada indikator melukis sudut yang besarnya diketahui, melukis sudut-sudut istimewa dengan jangka, dan membagi sudut menjadi dua sama besar. Jika membaca indikator ini, peserta didik dituntut untuk mempunyai kemampuan psikomotorik. Media ICT yang digunakan dapat berupa slide power point yang dilengkapi dengan animasi dan sound. Kelebihannya, media ini dapat diulangi berkali-kali hingga peserta didik mampu menguasai indikator tersebut.
PENGERTIAN, RAGAM, DAN FUNGSI MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT
Pengertian
Pembelajaran berbasis ICT( Information and Communication
Technology) adalah pembelajaran yang
berasaskan konsep pembelajaran computer dan multimedia.
ICT merupakan sistem atau teknologi yang dapat mereduksi batasan ruang dan waktu untuk mengambil, memindahkan, menganalisis, menyajikan, menyimpan dan menyampaikan data menjadi sebuah informasi.Teknologi Informasi sama dengan teknologi lainnya, dalam teknologi informasi, informasi merupakan komoditas yang diolah dengan teknologi tersebut. Bentuk dari teknologi adalah kumpulan pengetahuan (knowledge) yang diimplementasikan dalam tumpukan kertas (stacked of papers), atau sekarang berbentuk file-file dalam media penyimpan seperti disket, CD-ROM, flash disk.
ICT merupakan sistem atau teknologi yang dapat mereduksi batasan ruang dan waktu untuk mengambil, memindahkan, menganalisis, menyajikan, menyimpan dan menyampaikan data menjadi sebuah informasi.Teknologi Informasi sama dengan teknologi lainnya, dalam teknologi informasi, informasi merupakan komoditas yang diolah dengan teknologi tersebut. Bentuk dari teknologi adalah kumpulan pengetahuan (knowledge) yang diimplementasikan dalam tumpukan kertas (stacked of papers), atau sekarang berbentuk file-file dalam media penyimpan seperti disket, CD-ROM, flash disk.
Ragam ICT
1.
interactive
multimedia instructional(IMMI)
seperti: media teks (papan tulis), audio, video.
2.
E-Media
E-Media (electronic-media) adalah media belajar yang
dikemas dalam bentuk CD-ROM Interaktif. E-Media akan dapat menggali kemampuan
individual siswa serta menimbulkan daya tarik, sehingga diharapkan dapat
melahirkan motivasi bagi siswa dalam meningkatkan prestasi dan hasil belajarnya
3. E-Learning.
E-learning
adalah sebuah proses pembelajaran yang berbasis elektronik. Salah satu media
yang digunakan adalah jaringan computer (intranet atau internet). Dengan
dikembangkannya di jaringan komputer memungkinkan untuk dikembangkan dalam
bentuk berbasis web
Fitur :
- Lesson:materi pembelajaran yang lebih menarik, dapat terdiri dari beberapa halaman, siswa diberikan pilihan untuk menentukan halaman yang akan dilihat berikutnya.
- Quis:guru dapat membuat paket tes dalam bentuk quiz : pilihan ganda, benar-salah, dan soal jawaban singkat.
- Resource:guru dapat mengupload materi dalam bentuk file.
- Assigment:guru dapat menetapkan tugas yang harus dikerjakan oleh siswa dalam bentuk hasil digital dan mengapload ke server web.
- Workshop:Siswa dapat mengakses project-project siswa lain
- Database:guru dan siswa dapat mencari kumpulan entry record tentang suatu topik.
- Forum:tempat diskusi mengenai suatu topik
- Chat:Siswa dan guru dapat melakukan diskusi secara realtime
4. Digital Library
5.
Komunitas
berbasis Web (Forum, Milis), yaitu:
1.
Komunitas
Guru
2.
Komunitas
Siswa
3.
Komunitas
Ortu
Fungsi
Dapat menarik dan meningkatkan motivasi belajar anak,
khususnya ketika anak belajar tentang konsep-konsep yang berkaitan dengan
matematika. Akan tetapi orang tua dan guru harus tetap cermat dalam memilih
program-program yang disajikan melalui website yang terdapat di internet.
Langganan:
Postingan (Atom)